Pandemi Covid 19 telah menimbulkan dampak merugikan ke berbagai sektor kehidupan. Pembatasan aktivitas masyarakat diluar rumah telah melemahkan aktivitas perekonomian nasional. Akibatnya, daya beli masyarakat ikut mengalami penurunan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS memperkirakan daya beli masyarakat yang hilang sejak 30 Maret hingga 6 Juni 2020 mencapai Rp 362 Trilyun.
Kembali Berhubungan dengan Alam
Komputer, ponsel, berbagai gawai, telah merebut perhatian sebagian manusia. Peranti-peranti elektronik, produk teknologi mutakhir, itu bahkan membuat bagian terbesar dari masyarakat dewasa ini seakan-akan lupa kepada dunia luar; mereka menjadi lebih banyak berada di dalam ruangan—rumah, kantor, kedai kopi.
Sains tentang Kebakaran Hutan
Perubahan iklim meningkatkan frekuensi kebakaran hutan dan kerusakan yang diakibatkannya. Pernyataan ini tidak datang dari lamunan, atau sesuatu yang dipetik dari langit, melainkan sains.
Perubahan Iklim dalam Kebijakan tentang Bencana
Frekuensi terjadinya bencana kini sudah dalam tingkat yang mencemaskan. Bila penyebabnya diabaikan, bahkan dalam pembuatan kebijakan, kehidupan manusia bukan saja tak bakal lebih baik, malapetaka bagi bumi pun menjadi niscaya.
Agar Kualitas Air tak ’Luntur’
Yang tak terelakkan dari adanya perubahan iklim adalah dunia yang dipaksa berubah, ke kondisi yang lebih buruk. Di antara yang terpengaruh, semuanya terdapat di sekitar kita, adalah kebersihan udara, kesuburan tanah, dan kualitas air. Bisa dikatakan, bila tak diatasi, pemanasan global berpotensi mengacak-acak siklus air.
Dibutuhkan: Pertanian Berkelanjutan
Citra umum yang dibayangkan, yang menetap di benak sebagian besar orang, mengenai perubahan iklim boleh dibilang serupa: pabrik yang memuntahkan asap ke langit atau jalanan padat kendaraan bermotor yang menyemburkan gas buang beracun.
Butuh Teknologi Pintar, Perlu Cerdas Berteknologi
Manusia bisa mengorbankan banyak hal dari apa yang terdapat di bumi meski hanya menetap dan bernapas. Bukan sesuatu yang mengherankan bila kemudian sains pun, sebagaimana disepakati mayoritas ilmuwan, mengakui ada keterkaitan erat antara pertumbuhan penduduk dan pemanasan global, seiring dengan semakin bertambahnya sumber daya yang dikonsumsi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kondisi bentang alam Indonesia yang dilewati oleh cincin api pasifik atau yang dikenal sebagai ring of fire, yaitu wilayah yang banyak terdapat gunung berapi merupakan potensi besar untuk pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Peran Blue Carbon dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
Selama ini, kita mengetahui bahwa hutan berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Degradasi dan alih fungsi lahan hutan merupakan tindakan yang dapat mengemisi karbon ke atmosfer bumi dan menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bumi semakin padat. Itulah mengapa, kegiatan mitigasi perubahan iklim dititikberatkan pada upaya-upaya perbaikan wilayah hutan.
Mengurangi Emisi dengan "Bike to Work"
Kendaraan bermotor berbahan bakar fosil adalah salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK). Tingkat penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi merupakan salah satu penyebab kepadatan GRK di atmosfer bumi. Pada tahun 2009 saja, menurut perhitungan World Wide Fund sektor transports menyumbang sekitar seperempat dari total GRK di atmosfer bumi.